Dinamika Penyimpangan Seksual Pada Remaja Lelaki

R. Topan Aditya Rahman, Novita Dewi Iswandari

Abstract


Latar Belakang: Fenomena keberadaan laki-laki yang suka berhubungan dengan laki-laki atau yang lebih di kenal dengan nama LSL sebenarnya sudah lama ada. Dalam istilah kekinian, para kaum LSL enggan disamakan dengan kaum Gay, karena mereka menganggap dapat melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis, sedangkan pada umumnya mereka melakukan hubungan sejenis dipengaruhi oleh faktor desakan atau dorongan birahi sesaat. Perilaku LSL yang cenderung tidak aman dapat menjadi bom waktu penyebaran HIV, apalagi komunitas meraka cenderung tertutup sehingga sangat sulit terjangkau dalam program penanggulangan HIV/AIDS.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyebab penyimpangan seksual pada remaja lelaki, mengkaji kehidupan sosial serta mengetahui kebijakan dan program pemerintah daerah terkait dengan penyimpangan seksual remaja lelaki.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sampel adalah remaja lelaki yang mempunyai penyimpangan seksual (LSL), sedangkan teknik pengambilan sampel pada penelitian adalah dengan menggunakan snowball sampling.

Hasil: Penyebab penyimpangan seksual pada remaja lelaki diantaranya adalah karena kurangnya perhatian dari orangtua, laki-laki dianggap lebih mengerti dan penuh perhatian, serta adanya rasa bosan terhadap perempuan

Simpulan: Penyebab terjadinya penyimpangan seksual pada remaja lelaki adalah remaja kurang mendapat perhatian dari orang tua dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung dalam membentuk kepribadiannya. Perhatian dan rasa kasih sayang yang didapatkan dari sesama jenis menjadi pemicu seseorang mengalami perubahan perasaan, menjalani kehidupan asmara dengan sesama jenis dirasakan jauh lebih menyenangkan dan menantang.

Kata Kunci: Dinamika, Lelaki Seks Lelaki (LSL), Penyimpangan, Remaja, Seksual

 

ABSTRACK

 

Background: The phenomenon of the existence of men who like to relate to men or whose relationship is better known as MSM actually has long existed. In contemporary terms, men with MSM are refuse to be equated with gays, because they consider that they are able to have sexual relations with the opposite sex, whereas in general, they conduct similar relationships by being influenced by a momentary pressure or urge. The behavior of MSM which tends to be unsafe can be a time-bomb for the spread of HIV; moreover, their communities tend to be closed so that it is very difficult to reach in the HIV / AIDS prevention program.

Objective: This study aims to examine the causes of sexual irregularities in young men, study social life and find out the policies, and becomes programs of local governments related to sexual deviations of male adolescents.

Methods: This study uses a qualitative method with a sample of young men who have sexual deviations (MSM), while the sampling technique in research is to use snowball sampling.

Results: The cause of sexual deviation in young men is due to a lack of attention from parents, the fact that men are considered more understanding and attentive, and there is a sense of boredom towards women.

Conclusion: The causes of sexual deviations in young men are adolescents who get less attention from parents and environmental conditions that are less supportive in shaping their personality. The attention and affection gained from the same sex trigger a person to experience a change of feeling, living a same-sex life is much more fun and challenging.

Keywords: Adolescent , Dynamics, Deviation, Male Sex Men (MSM), Sexual


Full Text:

FULL TEXT PDF

References


Ali, Muhammad. 2011. Memahami Riset Perilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Chin, Alycia,Markey, Amanda,Bhargava, Saurabh,Kassam, Karim S.,Loewenstein, George Emotion. 2017. Bored in the USA: Experience sampling and boredom in everyday life. American Psychological Association. 17(2): 359-368.

Ditjen PP & PL. Kemenkes RI. 2016. AIDS Epidemic Update Special Report on HIV Prevention. Jakarta.

Hurlock, E,B. 2011. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima (Alih Bahasa : Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta: Erlangga.

Kalina O, dkk. 2009. Psychological and Behavioural Faktors Associated with Seksula Risk Behaviour Among Slovak Student. BMC Publich Health Journal. 9 (15).

Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPA). 2011. Info HIV dan AIDS di Indonesia. Jakarta: KPA.

Suyanto J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Media Group.

Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancana Penelitian. Jakarta.

Sabri, dkk. 2014. Leading bay example:cause and treatment by an Experienced LGBT Counellor. International Journal of Innovation and Scientific Research. 10 (2): 255-261.

Sarwono. S.W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soerjono, S. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

UNAIDS. 2013. Global Report. UNAIDS report on the global AIDS epidemic 2013. Geneva: Joint United Nations Programme on HIV/AIDS.

Philips, A. Dkk. 2003. Islam dan Homoseksual. Jakarta: Pustaka Zahra.

Yulianti, Asri. 2011. Pendidikan masa kecil dan metode pendidikan. Surakarta: Fakultas Kedokteran USM.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2018 R. Topan Aditya Rahman, Novita Dewi Iswandari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.