Efektivitas Ekstrak Temu Mangga (Curcuma mangga) Sebagai Senyawa Sitotoksik Dalam Kemopreventif Dan Strategi Kemoterapi
Abstract
Latar Belakang: Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah penyakit kanker di Indonesia antara lain hampir 70% penderita penyakit ini ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut. Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan pola makan. Pada penelitian ini salah satu tanaman yang digunakan sebagai pecegahan dam strategi kemoterapi adalah temu mangga (Curcuma mangga) sebagai salah satu cara untuk membantu menyikapi permasalahan yang ada. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dalam pemilihan obat alernatif kemopreventif dan strategi kemoterapi yang murah, ekomis, dan mudah diperoleh bagi masyarakat.
Tujuan: Mengetahui kebenaran dari Temu Mangga (Curcuma mangga) sebagai obat dengan alternative yang lebih mudah dan murah bagi penderita kanker dan serta dapat mengidentifikasi senyawa sitotoksin yang dapat melawan sel kanker yang ada pada Temu Mangga (Curcuma mangga).
Metode: Menggunakan 2 metode yaitu dengan mengekstraksi rimpang pada Temu Mangga secara maserasi dengan beberapa tahapan dan menguji efektifitas sitotoksik pada ekstrak Temu Mangga dengan mengujikan pada larva udang (Artemia Salina Leach).
Hasil: Hasil presentase pada pengujian efek sitotoksik pada ekstrak Temu Mangga (Curcuma mangga) yang diujikan pada larva udang (Artemia Salina Leach) menunjukkan hasil tiap konsentrasi tidak menyebabkan kematian sebesar 50% sehingga tidak berpotensi terhadap efek sitotoksik pada larva udang (Artemia Salina Leach).
Simpulan: Setiap tumbuhan memiliki tempat tumbuh dan unsur hara yang yang berbeda disetiap daerah sehingga memiliki kandungan senyawa yang berbeda pula disetiap daerahnya maka efektifitas yang diharapkan pada ekstrak Temu Mangga sebagai senyawa sitotoksik tidak berpotensi atau tidak memiliki khasiat pada penelitian ini.
Kata Kunci: Ekstrak Temu Mangga, Kemopreventif, Strategi Kemoerapi
Â
ABSTRACT
Â
Background: In 2012 around 8.2 million deaths were caused by cancer. The results showed that cancer problems in Indonesia include nearly 70% of patients with this disease found in advanced stages of the stadium. More than 30% of cancer deaths are caused by five behavioral and dietary risk factors. In this study, one of the plants used as a breakthrough and the chemotherapy strategy is Temu Mangga (Curcuma mangga) as a way to help address the existing problems. The results of this study are expected to provide useful information in the selection of chemopreventive alternative drugs and cheap chemotherapy strategies. ecomical, and easy to obtain for the community.
Objective: The purpose of this study was to find out the truth of the Mango Gathering (Curcuma mangga) in order to provide alternative medicines that are easier and cheaper for cancer patients and to identify cytotoxins that can fight cancer cells in the Mangga Temu (Curcuma mangga).
Method: Based on the research method used in this study using 2 methods, namely by extracting rhizomes on the Mango Gathering maceration with several stages and testing the cytotoxic effectiveness of the Temu Mangga extract by testing the shrimp larvae (Artemia Salina Leach).
Results: The results of the percentage on the cytotoxic effect testing on the extract of Mangga (Curcuma mangga) Temu which was tested on shrimp larvae (Artemia Salina Leach) showed the results of each concentration did not cause 50% mortality so that it had no potential for cytotoxic effects on shrimp larvae (Artemia Salina Leach).
Conclusion: Each plant has a different place to grow and nutrients in each region so it has different compounds in each region, so the expected effectiveness of the Mangga Gathering extract as a cytotoxic compound has no potential or no efficacy in this study.
Keywords: Chemopreventive, Chemotherapy Strategy, Temu Mangga Extract
Full Text:
FULL TEXT PDFReferences
Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Direktorat Pengawasan Obat Tradisional
Katzung. B.G. 1992. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Kedokteran EGC.
Meiyanto, Edy. 2003. Efek Antiproliferatif Ekstrak Etanol Daun Dan Kulit Batang Tanaman Cangkring (Erythrina fusca Lour.) Terhadap Sel HeLa. Majalah Farmasi Indonesia.
Oemiati, R.,E. Rahajeng dan A.Y. Kristanto. 2011. Prevalensi Tumor dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan: Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Parwati, T. dan P. Simanjuntak. 1998. Daya toksik beberapa tumbuhan obat tradisional Indonesia asal Nusa Tenggara Barat. Journal Biologi Indonesia. 11(3) : 118-125.
Pujiati, I., S. Ningsih, S. Palupi dan Tri Windono. 2002. Uji toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach. Dari fraksi n-heksan, lasticrm, etil asetat dan air ekstrak etanol rimpang temumangga (Curcuma mangga VaL). Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXI. Universitas Surabaya. Surabaya : 109-115.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Novia Henjani, Fathurrahman Fathurrahman, Zein Hadi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.