Pengaruh Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Teluk Tiram Banjarmasin
Abstract
Tujuan: menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Teluk Tiram Kota Banjarmasin.
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan orang tua balita menggunakan checklist. Data hasil penelitian dianalisis bivariat menggunakan uji chi square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas yaitu pemberian ASI eksklusif dengan variabel terkait yaitu kejadian stunting. dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.
Hasil: Hasil penelitian diketahui Balita yang tidak ASI Eksklusif tidak mengalami Stunting yaitu 8 balita dan tidak ASI Eksklusif mengalami Stunting yaitu 58 balita. Balita yang ASI Eksklusif tidak mengalami stunting yaitu 20 balita dan balita yang di beri ASI Eksklusif yang mengalami stunting ada 2 balita menggunakan uji chi square menunjukkan nilai p= 0,00 yang berarti ASI eksklusif merupakan salah satu faktor terjadinya stunting pada balita.
Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita
Â
Kata Kunci: ASI Eksklusif, Balita, Stunting
Â
The Influence Of The History Of Children Exclusive Breastfeeding
 In The Region Teluk Tiram Public Health Care Banjarmasin
Â
Abstract
Â
Background: Stunting are influenced by several factors, one of which is breastfeeding less than 6 months can increase the risk of stunting. Based on data from the Banjarmasin City Health Office, stunting patients in 2017 were 12.60%, the highest was in the working area of the Banjarmasin Tiram Health Center, which was 1.43%.Objective: To analyzed the relationship of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in infants at the Teluk Tiram Health Center in Banjarmasin.Method: This type of research uses analytic survey research. The data collection technique in this study was direct interviews with parents of children using a checklist. Data from the study were analyzed by bivariate using the chi square test to determine whether there was a relationship between the independent variables namely exclusive breastfeeding and related variables, namely the incidence of stunting. with a significance level of p <0.05.Results: The results of the study revealed that toddlers who did not have exclusive breastfeeding did not experience stunting, namely 8 toddlers and not exclusive breastfeeding experienced Stunting, 58 toddlers. Toddlers with exclusive breastfeeding did not experience stunting, namely 20 toddlers and toddlers who were given exclusive breastfeeding who had stunting, there were 2 toddlers using the chi square test showing p = 0.00 which means exclusive breastfeeding is one factor in stunting in infantsConclusion: There is a significant difference between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting in infantsÂ
Keywords: Exclusive Breastfeeding, I, Stunting
Full Text:
FULL TEXT PDFReferences
Ahmad. 2010. Kajian Stunting Pada Anak Balita Ditinjau Dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi, Dan Karakteristik Keluarga Di Kota Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasawakes. 6(2) : 169 – 184.
Anik. 2012. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta. EGC.
Astari, Hakim. 2010. Hubungan Umur dengan Kejadian Stunting di Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi strata satu, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Badriulm HR. 2010, Kebiasaan Memberikan Makanan pada Bayi baru Lahir di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Media Litbang Kesehatan.
Barasi, Marry E. 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Branca, D’Acapito, 2005. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Kartasura. [Internet]. Tersedia dalam : https://eprints.ums.ac.id/39484/. [Diakses 19 Maret 2018]
Darmadi. 2008. Pengaruh BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Status Stunting pada Balita di Kota dan Kabupaten Tanggerang Provinsi Banter. [Internet]. Tersedia pada: https://vi.scribd.com/doc/181874486/leni-19-pdf-pdf. [ Diakses 16 Januari 2018]
Depkes RI, 2010. Profil Depkes RI 2007. Jakarta: Depkes RI. Penilaian Status Gizi.[Internet] Tersedia dalam http://www.indonesia. publichealth.com. [Diakses 16 Januari 2017]
Depkes, RI, 2010. Kebijaksanaan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita. Pusat Kesehatan Kerja, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta;
Hurlock,S, T. 2012. Sosiologi gender. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Kemenkes, RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mariam, Helda. 2011. Stunting atau Pendek : Awal Perubahan Patologis atau Adaptasi karena Perubahan Sosial Ekonomi yang Berkepanjangan?. Media Litbang Kesehatan Volume XVIII No. 1.
Mstiah, Friska. 2005. Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12 Bulan di Desa Purwokarta Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. [Internet]. Tersedia pada:https://eprints.undip.ac.id/44216/612FRISKAMEILYASARI. pdf [Diakses 28 Januari 2018]
Muaris. H, 2006. Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikrozinc pada Pertumbuhan Balita). Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Nasikahah, A. 2012. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita (24-59 Bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosial Palembang Tahun 2014. Palembang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.435
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Dewi Pusparani Sinambela, Putri Vidiasari Darsono, Nurul Hidayah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.