Penerapan Terapi Tertawa Dalam Upaya Menurunkan Kejadian Postpartum Blues Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat Tahun 2020
Abstract
Latar BelakangPostpartum Blues dapat berpengaruh negative terhadap ibu dan bayinya sehingga perlu penatalaksanaan non farmakologi terapi tertawa karena tertawa dapat mengeluarkan hormone endofrin sehingga ibu menjadi rileks.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kejadian postpartum blues.
Metode:penelitian menggunakan rancangan kuantitatif Quasi eksperiment dengan desain Time series, sampel yang digunakan sebanyak 20 responden dari wilayah kerja Puskesmas simpang empat Kabupaten Tanah Bumbu, teknik sampling Purvosive Sampling. Intervensi diberikan selama 5 kali dengan instrumen yang digunakan dengan kuesioner EPDS.
Hasil: penelitian diperoleh bahwa rata-rata sebelum terapi tertawa seluruhnya mengalami depresi postpartum namun setelah dilakukan terapi tertawa yang ketiga, keempat dan kelima sebagian besar mengalami anxiety . Hasil uji analisis Wilcoxon pada pemberian intervensi pertama didapatkan nilai p-value p-value 0.000(<0,05), pada pemberian intervensi kedua didapatkan nilai p-value 0.000(<0,05), pada pemberian intervensi ketiga didapatkan nilai p-value p-value 0.002(<0,05), pada pemberian intervensi keempat didapatkan nilai p-value p-value 0.000(<0,05) dan pada pemberian intervensi kelima didapatkan nilai p-value 0.000(<0,05) dan pada hasil uji analisa kruskal wallis didapatkan nilai p-value 0.000(<0,05) yang artinya H0 ditolak dan H1 diterima.
Kesimpulan: ada pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan postpartum blues. Disarankan kepada para tenaga kesehatan agar dapat dijadikan prosedur pemberian tindakan pencegahan khusunya untuk ibu yang mengalami postpartum blues.
Background: Postpartum Blues can negatively affect the mother and her baby so that non-pharmacological management of laughter therapy is needed because laughter can release endofrin hormone so that the mother becomes relaxed.
Purpose: This study aims to determine the decrease in the incidence of postpartum blues.
Method: the study used a quantitative quasi-experiment design with a time series design, the sample used was 20 respondents from the working area of Puskesmas Simpang Empat, Tanah Bumbu Regency, Purvosive Sampling technique. The intervention was given for 5 times with the instrument used with the EPDS questionnaire.
Results: the research obtained that on average before laughing therapy all experienced postpartum depression but after the third, fourth and fifth laughing therapy most experienced anxiety. The results of the Wilcoxon analysis test on the provision of the first intervention obtained a p-value of 0.000 (<0.05), on the provision of the second intervention obtained a p-value of 0.000 (<0.05), on the provision of the third intervention obtained a p-value of 0. 002 (<0.05), in the provision of the fourth intervention obtained a p-value p-value of 0.000 (<0.05) and in the provision of the fifth intervention obtained a p-value of 0.000 (<0.05) and in the results of the Kruskal Wallis analysis test obtained a p-value of 0.000 (<0.05) which means H0 is rejected and H1 is accepted.
Conclusion: there is an effect of laughter therapy on reducing postpartum blues. It is suggested to health workers that it can be used as a procedure for providing preventive measures especially for mothers who experience postpartum blues.
Full Text:
FULL TEXT PDF (Bahasa Indonesia)References
Abel Fekadu Dadi, Emma R. Miller, Lillian Mwanri. (2020). Postnatal depression and its association with adverse infant health outcomes in low- and middle-income countries: a systematic review and meta-analysis. BMC Pregnancy and Chilbirth, 1-15.
Andrew Umaya Miyansaski, Misrawati, Febriana Sabrian. (2014). Perbandingan Kejadian Post Partum Blues Pada Ibu Post Partum dengan Persalinan Normal dan Sectio Caesarea. Jurnal Online Mahasiswa, 1-9.
Astuty, R. (2019). Perbedaan Adaptasi Psikologis Ibu Nifas Primipara dan Multipara pada Fase Taking In di Rumah Sakit Dewi Sartika Kendari. Kendari: Poltekkes Kendari.
Atif Rahman, J. F. (2013). Interventions for common perinatal mental disorders in women in low and middle-income countries: a systematic review and meta-analysis. Bull World Health Organ, 593–601I.
Basuki, S. I. (2012). Postpartum Depresion in Indonesian Women: a National Study. Health Science Indones, 3-8.
Bumbu, D. K. (2018). Laporan Cakupan Ibu Nifas di Tanah Bumbu. Tanah Bumbu: Dinas Kesehatan Tanah Bumbu.
Bumbu, D. K. (2019). Laporan Cakupan Ibu NIfas di Tanah Bumbu. Tanah Bumbu: Dinas Kesehatan Tanah Bumbu.
Conversation, T. (2019, Mei 20). Seperempat ibu depresi setelah melahirkan, tapi penanganannya belum optimal. Mengapa?
Faradiana, E. F. (2016). Hubungan Peran Suami Sebagai Breasfeeding Father dengan Resiko Terjadinya Depresi Post Partum Hari 1-14. 2016: Universitas Jember.
Kusuma, D. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.
Marmi. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ningrum, S. P. (2017). Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Postpartum Blues. Jurnal Ilmiah Psikologi, 205-218.
Santi, Y. E. (2020). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Penderita Hipertensi. Madiun: Stikes Bhakti Husada Mulia.
Sheni Desinta, Neila Ramdhani. (2013). Terapi Tawa untuk Menurunkan Stres pada Penderita Hipertensi. Jurnal Psikologi, 15-27.
Sopiyudin, D. M. (2014). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. Jakarta: Epdidemiologi Indonesia.
Sugihartono. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sulfiani Juhamzah, Widyastuti, Ahmad Ridfah. (2018). Terapi Tawa Terhadap Penurunan Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Strata 1. Jurnal Psikologi Talenta, 81-89.
Wulandari, K. (2018). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Tingkat Stres Pada Penderita Hipertensi. Jombang: Stikes Insan Cendekia.
Yati, E. P. (2018). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Stres Mahasiswa Menempuh Skripsi. Jember: Universitas Jember.
DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v13i1.769
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Ritna Udiyani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.