Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Puskesmas Binuang
Abstract
Latar Belakang: ISPA merupakan penyebab kesakitan dan kematian dari seluruh penyakit pada anak berusia dibawah 5 tahun. Beberapa faktor risiko kesakitan hingga kematian pada balita diantaranya status gizi, status imunisasi dan jenis kelaminÂ
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Puskesmas Binuang.Â
Metode: Penelitian menggunakan Survey Analitik dengan pendekatan case control. Populasi adalah balita yang berobat di Puskesmas Binuang sebanyak 443 balita. Teknik pengambilan sampel dengan Systematik Random Sampling, sampel terdiri dari 144 kasus ISPA dan kontrol 144 balita. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%.Â
Hasil: Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA (nilai p = 0,544 > 0,05) pada balita, tidak ada hubungan antara kelengkapan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita (nilai p = 0,607 > 0,05). Ada hubungan jenis kelamin dengan kejadian ISPA pada balita (p = 0,034 < 0,05), nilai OR=1,655 (95% CI: (1,038 – 2,637) artinya laki-laki berpeluang 1,655 kali untuk menderita ISPA dibanding perempuan.Â
Simpulan: Status gizi dan imunisasi tidak memiliki hubungan dengan kejadian risiko penyakit ISPA dibandingkan faktor jenis kelamin. Perlu upaya bagi keluarga terutama yang mempunyai balita laki-laki dengan aktifitas diluar rumah yang tinggi untuk memberikan makanan dengan asupan nutrisi yang seimbang dan juga menjaga kebersihan diri dengan baik agar terhindar dari penyakit infeksi khususnya penyakit ISPA.Â
Kata Kunci: Balita, ISPA, Jenis Kelamin, Puskemas, Status Gizi, Status Imunisasi.Â
________________________________________________________________
Background: Acute Respiratory Infection (ARI) was a cause of morbidity and mortality in children and 50% of all illnesses in Toddler. Population were all treated at Puskesmas Binuang from June to August 2017 as many as 443 Toddler. Data were analysed using Chi-Square test with 95% confidence level. In 2014 there were 1,034 cases, in 2015 increased to 1,322 cases, and 2016 increased again to 1,756. During the last three years of the 10 most diseases in Puskesmas Binuang ARI was ranked first. The aim research for now that factors which are correlated to occurrences of ARI on Toddler. The sample consisted of 144 cases of ARI and control of 144 on Toddler.Â
Method: Survey research using analytic approaches case control. The population is all the toddlers who seek treatment at Puskesmas Binuang June-August 2017 as many as 443 Toddler. Data were analysed using Chi-Square test with 95% confidence Interval.Â
Result: There was no correlation between nutritional status (p value = 0.544> 0,05) the completeness of immunization status p value = 0,607 > 0,05 with ARI occurrence in baby and there was relation between and there was sex with correlation p value = 0,034 < 0,05 between the incidence of ARI in Toddler. OR (Odds Ratio) = 1,655 (95% CI: (1,038 - 2,637) male were 1.655 times more likely to suffer from ARI than female.Â
Conclusion: Nutrition status and immunisation has not a relationship with the risk of ARI disease compared to factor sex. There needs to be a solution to the community to provide good nutrition to their children and provide counselling behaviour of family have children under five for prevention of the occurrence of infectious diseases, especially ARI.Â
Keywords: Toddler, ARI, Immunisation Status, Nutrition Status, Sex.Â
Full Text:
FULL TEXT PDFReferences
Athanasia Budi Astuti, 2012. Hubungan antara Status Gizi Balita dengan Kejadian Ispa. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Mei 2012, hlm. 132
Ayu D, S. 2008. Pengaruh Program Pendampingan Gizi Terhadap Pola Asuh, Kejadian Infeksi dan Status Gizi Balita Kurang Energi Protein. Universitas Diponegoro. Tesis.
Depkes RI.. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Fidiantoro dan Setiadi. 2013. Model Penentuan Status Gizi Balita di Puskesmas Yogyakarta: Universitas Akmad Dahlan.
Kemenkes RI. 2010. Anak dengan Gizi Baik Menjadi Aset dan Investasi Bangsa di Masa Depan. www.depkes.go.id. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
----------. 2014. Surveilans Kesehatan Anak Seri Balita. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
---------- 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
Moehji, S. 2003. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan ISPA di Puskesmas,
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Profil Puskesmas Binuang. 2016. Laporan Akhir Tahun. Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin.
Rahajoe N., Supriyatno B., dan Setyanto Budi D. 2012. Buku Ajar: Respirologi Anak, cetakan ketiga. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Sukmawati dan Ayu, Sri Dara. 2010. Hubungan Status Gizi, Berat Badan Lahir, Imunisasi Dengan Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tunikamaseang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Media Gizi Pangan. Volume X. (2).
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI-2012). 2013. Penyakit Anak dan Pengobatan. Kerjasama antara BKKBN, BPS, Kemenkes dan USAID. Jakarta: M. DHS ICF International.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Putri Vidiasari Darsono, Novalia Widiya Ningrum, Suwarni Suwarni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.